Rabu, 03 Oktober 2012

teori keperawatan menurut mishel


MAKALAH
TEORI KEPERAWATAN MENURUT MERLE HELAINE MISHEL
(Memenuhi Tugas Sist. Perkemihan I)

Description: STIKES Muhammadiyah.bmp

Dosen Pembimbing:
Ns. Sri Hananto Ponco, S.Kep

Disusun oleh:
1.        Firdausi Nur C
2.        Nanang Harmuji
3.        Yuliatul Rosida
10.02.01.0658
10.02.01.0670
10.02.01.0691






Semester 5/B
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2012/2013







KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”Teori Keperawatan Menutut Merle Helaine Mishel” yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas Sistem Perkemihan I, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1.      Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.      Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.
3.      Ns. Sri Hananto Ponco.S, Kep selaku dosen Mata Kuliah Sistem Perkemihan I
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan,  Oktober   2012


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi middle range theories............................................................. 3
2.2  Tokoh-tokoh middle range theories..................................................... 3
2.3. teori keperawatan menurut helaine mishel........................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 16
3.2. Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.

1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengertian dari teori Middle Range ?
2.      Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam teori Middle Range ?
3.      Bagaimana teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel ?

1.3  Tujuan
1.3.1  Tujuan umum
Mengetahui tentang teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel.

1.3.2  Tujuan khusus
1.      Mengetahu pengertian dari teori Middle Range
2.      Mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam teori Middle Range
3.      Mengetahui teori keperawatan menurut Marle Helaine MIshel

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.  Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

2.2  Tokoh-Tokoh Middle Range Theories
1)      Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

2)      Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :
1)      Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
2)      Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan  kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3)      Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya, antara lain :
1.        Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan  kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2.        Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui  kebutuhan  akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort  didefinisikan sebagai berikut:
a.       Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b.      Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c.       Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
a.     Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b.    Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c.     Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d.    Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3.        Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
4.        Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.
5.      Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6.      Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7.      Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan


3)      Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1.      Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
2.      Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :
§  Inwardly  (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman- pengalaman yang telah dialami.
§  Outwardly  (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya.
§  Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa depan.
3.      Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
4.      Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor  yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
5.      Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
§  Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
§  Tindakan yang  berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

4)      Carolyn L Wiener
KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS (WIENER DAN DODD)
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh adalah elemen kunci dalam konteks biografi sebagai berikut:
§  Identity      :Pembentukan diri sendiri yang memberikan waktu utnuk menyatukan multtipel aspek dari diri dan situasi didalam tubuh kita.
§  Temporality           :Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran kehidupan terhadap pembelajaran kejadian, persepsi masa lalu,saat ini dan masa depan untuk membentuk diri
§  Body          : Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi berdasarkan pada tubuh.

5)      Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut . Beliau telah menerima berbagai penghargaan seperti Eastern Nursing Research Society's Distinguished Researcher Award, the Distinguished Alumna Award from Yale University and the Connecticut Nurses' Association's Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian keperawatan.
Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya pada upaya pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
§  Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
§  Understanding (pemahaman)
§  Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
§  Spirituality (spiritualitas)
§  Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

6)      Merle Helaine Mishel.
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu Uncertainty in Illness Scale—Community Form(MUIS-C).
Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada pasien kanker prostat dan kanker payudara.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.
Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat akut atau kronis berbagai penyakit.
7)      Phil Barker
Tidal Model of Mental Health Recovery Oleh Phil Barker
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker dan Stevenson di Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000, model ini telah dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a.       keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif
b.      pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada masalah, kekurangan atau kelemahan
c.       menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik
d.      penerimaan paradoks krisis sebagai peluang
e.       mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang
f.       keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin harus dicari

8)      Kristen Swanson
Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
9)      SHIRLY M. MOORE
Teori Hidup damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1)      bebas dari rasa sakit,
(2)      mendapatkan penghiburan,
(3)      mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4)      Berada dalam kedamaian dan
(5)      mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.

10)  Georgene Gaskill Eakes
Para NCRCS ( The Nursing Consurtium  For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory  kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal  karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan  kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak  baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada  kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory  kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.




2.3  Teori Keperawatan Menurut Helaine Mishel
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu Uncertainty in Illness Scale—Community Form(MUIS-C).
Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada pasien kanker prostat dan kanker payudara.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.
Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat akut atau kronis berbagai penyakit.

2.4   
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Tokoh-Tokoh Middle Range Theories: Ramona T. Mercer, Katharine Kolcaba, Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi), Carolyn L Wiener, Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN , Merle Helaine Mishel, Phil Barker, Kristen Swanson, SHIRLY M. MOORE, Georgene Gaskill Eakes.
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel. Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.

3.2  Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini. Atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual & Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing Company.
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.
Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice.  3rd ed. Philadelphia:  F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed.  New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis




1 komentar: