MAKALAH
TEORI KEPERAWATAN MENURUT
MERLE HELAINE MISHEL
(Memenuhi Tugas Sist. Perkemihan I)

Dosen Pembimbing:
Ns. Sri Hananto Ponco, S.Kep
Disusun oleh:
1.
Firdausi Nur C
2.
Nanang Harmuji
3.
Yuliatul Rosida
|
10.02.01.0658
10.02.01.0670
10.02.01.0691
|
Semester 5/B
PROGRAM STUDI
S-1 KEPERAWATAN
STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Puji
syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”Teori Keperawatan Menutut Merle Helaine Mishel” yang mana makalah
ini sebagai salah satu tugas Sistem Perkemihan
I, Alhamdulillah dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Maka
dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1.
Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku
ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.
Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua
prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.
3.
Ns. Sri Hananto Ponco.S, Kep selaku dosen
Mata Kuliah Sistem Perkemihan I
4.
Dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan
untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Lamongan, Oktober
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3.
Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB
II TINJAUAN TEORI
2.1.
Definisi middle range theories............................................................. 3
2.2 Tokoh-tokoh middle range theories..................................................... 3
2.3.
teori keperawatan menurut helaine mishel........................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 16
3.2. Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelayanan keperawatan merupakan
bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung
oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan
model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di
dalam praktek keperawatan.
Profesi keperawatan mengenal empat
tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range
theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak,
hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori
tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan
prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level
tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika
(Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual
keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat
menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
Teori Middle
Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih jauh
dalam makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana
pengertian dari teori Middle Range ?
2. Siapa
saja tokoh-tokoh yang berperan dalam teori Middle Range ?
3. Bagaimana
teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui
tentang teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
Mengetahu pengertian dari teori Middle
Range
2.
Mengetahui tokoh-tokoh yang berperan
dalam teori Middle Range
3.
Mengetahui teori keperawatan menurut
Marle Helaine MIshel
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range
theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini
terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan
dalam suatu model. Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan
praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian
yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.
2.2 Tokoh-Tokoh
Middle Range Theories
1) Ramona T. Mercer
Ramona T.
Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari
keperawatan meternitas yaitu Maternal
Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang
mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan
pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan
pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk
melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Katharine Kolcaba
Kolcaba
mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :
1)
Induksi
Induksi
terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan
sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka
menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan
asumsi pendukung praktek mereka.
2)
Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran
logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih
umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi
pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan
konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori
keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba
lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk
menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting.
Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual
umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat
abstrak.
3)
Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran
untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam)
bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana
saat ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan
berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau
protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset
hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori
memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan
hasil yang diinginkan
Teori Comfort
dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya,
antara lain :
1.
Health Care Needs
Kolcaba
mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan
kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful,
yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang
kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta
kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi
dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2.
Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang
mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima
yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman
yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease),
and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang
meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa
tipe Comfort didefinisikan
sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang
penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b. Ease, suatu
keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu
keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.
Kolcaba,
(2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
a.
Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b.
Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga
diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap
kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan
lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan
interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3.
Comfort Measures
Tindakan
kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa,
seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
intervensi fisik.
4.
Enhanced Comfort
Sebuah
outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori
comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan
sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari
comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia,
sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan
elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan
sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan
kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan
sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah
sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi
home care, dll.
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh
Kolcaba mudah dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada
keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan
3) Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
Kesadaran
seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable
meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya
adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan
pengasuhan.
2. Self-Transcendence
Transendensi
diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari
yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. Menurut
Pamela G Reed, Self Transcendence
didefiniskan sebagai pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi
yaitu :
§ Inwardly (batiniah)
: melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman- pengalaman yang
telah dialami.
§ Outwardly (lahiriah),
diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya.
§ Temporally (duniawi) :
menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa
depan.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh
baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi
diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis
kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan
sosial, dan riwayat masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan
teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
§ Tindakan keperawatan secara langsung
berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap
transendensi diri
§ Tindakan yang berfokus pada
beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara
transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
4) Carolyn L Wiener
KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS (WIENER DAN DODD)
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri
berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima
untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan
dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama
(major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan
bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh
adalah elemen kunci dalam konteks biografi sebagai berikut:
§ Identity :Pembentukan
diri sendiri yang memberikan waktu utnuk menyatukan multtipel aspek dari diri
dan situasi didalam tubuh kita.
§ Temporality :Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran
kehidupan terhadap pembelajaran kejadian, persepsi masa lalu,saat ini dan masa
depan untuk membentuk diri
§ Body :
Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi berdasarkan pada tubuh.
5) Cheryl Tatano
Beck, DNSc, CNM, FAAN
Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Cheryl adalah
seorang profesor di University of Connecticut . Beliau telah menerima berbagai
penghargaan seperti Eastern Nursing Research Society's Distinguished Researcher
Award, the Distinguished Alumna Award from Yale University and the Connecticut
Nurses' Association's Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian
keperawatan.
Selama 20 tahun
terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya pada upaya pengembangan program
penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti
secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah
mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression
Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
Beliau juga
salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100 artikel
jurnal tentang beberapa topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/
posttraumatic stress disorder karena melahirkan, fenomenologi, grounded theory,
meta-analisis, pengembangan instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif.
Saat ini upaya penelitian Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada
menyusui, (2) efek DHA pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri
dari Postpartum Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.
Depresi
Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam
perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan
keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan
ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini
membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum
lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko,
intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang
Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum.
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres
fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan
kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl
memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program
ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi
postpartum, yaitu:
§ Nourishment and
needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
§ Understanding
(pemahaman)
§ Rest and
relaxation (istirahat dan relaksasi)
§ Spirituality (spiritualitas)
§ Exercise
(latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan
dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa
berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus
diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
6) Merle Helaine Mishel.
Teori Keraguan terhadap
penyakit/ Uncertainty in Illness
Theory
oleh
Merle
Helaine Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam
psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan
dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian
dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan
penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga
mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu Uncertainty in
Illness Scale—Community Form(MUIS-C).
Penelitian
Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka
sendiri telah mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien
kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada pasien
kanker prostat dan kanker payudara.
Teori ini
menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk
beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai
“ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan
kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit
tersebut”.
Konsep keraguan
terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah dijelaskan
dalam literatur sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan
persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan
terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu
dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit,
keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri
dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap
penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih
tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap
penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas menunjukkan
potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif
yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam
jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang terkait dengan penyakit dan bahwa
intervensi keperawatan harus membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan
ini secara produktif, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan
kualitas hidup. Keraguan
masing-masing pasien harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari
pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat akut atau kronis
berbagai penyakit.
7) Phil Barker
Tidal Model of Mental Health Recovery
Oleh Phil Barker
Tidal model
adalah sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan
oleh Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal
model berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini
berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan
pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora.
Ini bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri
bukannya diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang
mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh penelitian selama lima tahun
tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh
Prof. Dr. Chris Barker dan Stevenson di Universitas Newcastle , Inggris. Sejak
tahun 2000, model ini telah dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya
di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai teoris kontemporer yang
menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.
Tidal model
diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a. keyakinan tentang keingintahuan
dalam arti positif
b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya,
daripada berfokus pada masalah, kekurangan atau kelemahan
c. menghormati keinginan seseorang,
bukannya paternalistik
d. penerimaan paradoks krisis sebagai
peluang
e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus
pada seseorang
f. keutamaan mengejar elegan dengan
cara sederhana yang mungkin harus dicari
8) Kristen Swanson
Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori
Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif,
dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima
berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui
wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan
dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan
dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat
sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat
ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata
dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik
tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran
perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming
tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga
merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
9) SHIRLY M. MOORE
Teori Hidup
damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup
Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal
ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan
hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar
pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga
(pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima
perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang
untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa
sakit,
(2) mendapatkan
penghiburan,
(3) mendapatkan
martabat dan rasa hormat,
(4) Berada dalam
kedamaian dan
(5) mengalami
kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
10) Georgene Gaskill Eakes
Para NCRCS (
The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan
berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama.
Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli
kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans
(1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang
bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep
kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan
Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis
panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana
reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980
peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik
secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang
dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya
untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang
menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan
konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah
bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow,
dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan
spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang
bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke
1994).
NCRCS tidak
membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa
respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada
stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang
dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan
respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada
kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping internal meliputi
tindakan - berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku interpersonal.
Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis
diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga
tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
2.3 Teori
Keperawatan Menurut Helaine Mishel
Teori
Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness
Theory
oleh
Merle
Helaine Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa
dan PhD dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan
dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian
dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan
penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga
mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu Uncertainty in
Illness Scale—Community Form(MUIS-C).
Penelitian Mishel di bidang
pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah
mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien
kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada pasien
kanker prostat dan kanker payudara.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi
kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini
diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu
penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit tersebut”.
Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk
penyakit akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur sebagai stressor
kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi
perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan
dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang
memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait
dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun
terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan
koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan
kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit dalam kaitannya
dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas menunjukkan potensi dampak negatif
terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya
merupakan tingkatan netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan
kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang
terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu pasien
beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif, mengintegrasikannya ke
dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien harus dipahami sebagai
karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas
dari sifat akut atau kronis berbagai penyakit.
2.4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Middle range
theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Tokoh-Tokoh Middle Range Theories: Ramona T.
Mercer, Katharine
Kolcaba, Pamela G.Reed (Teori
Self Transendensi),
Carolyn L
Wiener, Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN , Merle Helaine Mishel, Phil Barker, Kristen Swanson, SHIRLY M. MOORE, Georgene
Gaskill Eakes.
Teori
Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty
in Illness Theory oleh
Merle Helaine Mishel. Teori ini
menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk
beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai
“ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan
kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit
tersebut”.
3.2 Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu
kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun dari teman-teman dalam
penambahan untuk kelengkapan makalah ini. Atas saran dari teman-teman kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Cheryl
Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety
disorders : a clinician’s guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
Kim, Hesook
Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing
Theories, Conceptual & Philosophical Foundations. Second edition. New
York: Springer Publishing Company.
McKenna,
Hugh.1997. Nursing Theories and Models.
New York: Routledge.
Meleis, Afaf
Ibrahim. 2010.Transitionstheory:
middle-range and situation specific theories in nursing research and practice.
New York: SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn
E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing
theories and nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A.
Davis Company.
Peterson,Sandra
J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle
Range Theories, Application to Nursing Research. Second edition.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff,
Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s Conceptual System. New
York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane
& Liehr, Patricia R. 2008. Middle
range theory for nursing. 2nd ed. New York: Springer Publishing
Company.
Tomey,
Alligood. 2006. Nursing Theorist and
Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis
sangat menginspirasi.trims
BalasHapus